Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 16 Mei 2014

Subuh itu ? Berkah !


SUBUH, memang waktu yang sangat  berkah yang telah Allah SWT kenalkan untuk kita. Secara pribadi, saya juga kurang mengerti mengapa subuh menjadi waktu yang spesial dan penuh berkah. Apakah pada subuh itu hanyalah orang-orang pilihan yang bisa menikmatinya? Sehingga, bagi bukan orang-orang terpilih, subuh terlewatkan begitu saja.
Bangun subuh memang berat. Seakan, mata ditimpa batu gunung yang sulit di angkat (mata sulit di buka). Walau sudah terbuka, namun sulit pula mempertahankannya, yang ujung-ujungnya kembali terlelap berselimutkan kain tebal. Hmhm.. itu lah yang terjadi pada saya. Namun, dengan komitmen ulang di akhir tahun 1434 H, sebagai langkah awal perbaikan di awal tahun 1435 H, subuh merupakan target utama untuk hijrah menjadi pribadi yang lebih baik. Disini pula, saya dapat merasakan keberkahan subuh di sekitar, dari suasana subuh yang aduhai. Sejuk, sepi, senyap, tenang, dan tentu, BERKAH!
Teringat dengan satu hadits, yang menyatakan bahwa di antara waktu-waktu istimewa yang diciptakan Allah SWT untuk Muslim adalah saat Subuh. Di dalamnya terkandung banyak keberkahan. Begitu mulianya waktu Subuh, Rasulullah SAW secara khusus berdoa. ''Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh.'' (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).
Dan, saya alami itu. Selapas bangun Subuh, menuju mesjid, dan Shalat berjama’ah, saya mendapatkan sebuah ketenangan yang sebelumnya belum saya rasakan. Ada energi positif yang saya dapatkan, sehingga mengawali pagi dengan bahagia dan lebih tenang menghadapi misteri hidup.
Keberkahan subuh juga begitu terasa, ketika janji Allah SWT berupa balasan 10 kali lipat dari sedekah begitu cepat saya rasakan. Bermodal nekat bersedakah Rp.50.000,- kala itu (saat Subuh), lalu subuh berikutnya juga dengan nominal serupa, dan ditambah dengan Rp.20.000,- ketika waktu dhuha (total Rp.120.000,-), maka Allah SWT membalasnya Rp. 1.200.000,- dalam waktu 6 hari, secara bertahap (3 tahap). Sebagaimana ketika itu saya juga bersedekah 3 tahap. (Dikesempatan lainnya, akan saya uraikan lebih rinci).
Tentu, ini sesuai dengan sabda Nabi SAW, “Tidaklah hamba-hamba Allah bangun di pagi hari, kecuali disertai dengan turunnya dua malaikat. Salah satu dari keduanya lalu berkata : ‘Ya Allah berilah orang yang berinfaq ganti (dari barang yang diinfaqkan)’. Dan salah satu lagi berkata ; ‘Ya Allah berilah orang yang menahan (bakhil) akan kerugian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak hanya saya yang merasakan berkah dari waktu Subuh
Pagi itu memang Indah, apa lagi subuh. Ketika selesai shalat berjama’ah, saya sempatkan diri melihat kehidupan subuh. Dan ternyata, hanya sebagian dari kita yang beraktivitas. Seperti membuka tempat usahanya, yang didominasi oleh Warung Kopi dan Kedai-kedai kecil.
Pernah, suatu subuh, saya membeli kopi saset di sebuah kedai seputaran Beurawe – Banda Aceh, untuk menemani aktivitas saya sebagai seorang Editor Berita di salah satu Radio Swasta di Banda Aceh. Lalu, iseng, saya bertanya, "bang, kenapa buka kedai subuh-subuh? Rame pembeli bang?" Dengan mudah ia menjawab, "Jangan salah dek, subuh-subuh juga rame pembeli, apa lagi jama'ah pulang dari mesjd. Sebelum pulang, ada yang beli gula, minyak, kue, macam-macam lah. Bahkan, penghasilan bisa 2 kali lipat kalau buka kedai mulai dari subuh (selepas subuh)."
Tidak hanya kedai, Warung Kopi (WarKop) juga demikian. Banyak jama’ah bapak-bapak menikmati secangkir kopi dengan kue di WarKop, sambil bercengkrama. Lagi-lagi, rezeki bagi pemilik warkop di kala subuh.
Tak luput pula, pedangang daging di seputaran Beurawe juga merasakan hal yang sama. Membuka lapaknya, lalu ada warga yang membeli. Tentu, rezeki ini tidak akan dirasakan, apabila ia (pedagang daging) hanya memanjakan badan tanpa beraktivitas saat Subuh.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ahmad dan Baihaqi, diceritakan bahwa ketika Rasulullah SAW pulang dari shalat Subuh di Masjid Nabawi, beliau mendapati putrinya, Siti Fatimah, masih tertidur. Dengan penuh kasih sayang lantas Beliau menggerakkan badan putrinya itu sembari berkata, ''Wahai anakku, bangunlah, saksikan rezeki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena Allah membagikan rezeki kepada hamba-Nya, antara terbit fajar dengan terbit matahari.''
Masih tak percaya?
Maka, coba sesekali selepas shalat subuh berjama’ah, jalan-jalan di lingkungan sekitar, kita akan dapatkan bukti bahwa Subuh itu benar-benar waktu yang BERKAH.

Gambar : Ilustrasi Subuh
Sumber : Google.com

Oleh karenanya, mari nikmati sebuah kenikmatan dalam Islam saat Subuh.
Jadilah orang-orang terpilih di kala SUBUH tiba.
Semoga bermanfaat.
Tulisan ini pernah dimuat di Facebook pribadi teukumuhammadsyahrizal@ymail.com, pada 7 November 2013.

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.


SUBUH, memang waktu yang sangat  berkah yang telah Allah SWT kenalkan untuk kita. Secara pribadi, saya juga kurang mengerti mengapa subuh menjadi waktu yang spesial dan penuh berkah. Apakah pada subuh itu hanyalah orang-orang pilihan yang bisa menikmatinya? Sehingga, bagi bukan orang-orang terpilih, subuh terlewatkan begitu saja.
Bangun subuh memang berat. Seakan, mata ditimpa batu gunung yang sulit di angkat (mata sulit di buka). Walau sudah terbuka, namun sulit pula mempertahankannya, yang ujung-ujungnya kembali terlelap berselimutkan kain tebal. Hmhm.. itu lah yang terjadi pada saya. Namun, dengan komitmen ulang di akhir tahun 1434 H, sebagai langkah awal perbaikan di awal tahun 1435 H, subuh merupakan target utama untuk hijrah menjadi pribadi yang lebih baik. Disini pula, saya dapat merasakan keberkahan subuh di sekitar, dari suasana subuh yang aduhai. Sejuk, sepi, senyap, tenang, dan tentu, BERKAH!
Teringat dengan satu hadits, yang menyatakan bahwa di antara waktu-waktu istimewa yang diciptakan Allah SWT untuk Muslim adalah saat Subuh. Di dalamnya terkandung banyak keberkahan. Begitu mulianya waktu Subuh, Rasulullah SAW secara khusus berdoa. ''Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh.'' (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).
Dan, saya alami itu. Selapas bangun Subuh, menuju mesjid, dan Shalat berjama’ah, saya mendapatkan sebuah ketenangan yang sebelumnya belum saya rasakan. Ada energi positif yang saya dapatkan, sehingga mengawali pagi dengan bahagia dan lebih tenang menghadapi misteri hidup.
Keberkahan subuh juga begitu terasa, ketika janji Allah SWT berupa balasan 10 kali lipat dari sedekah begitu cepat saya rasakan. Bermodal nekat bersedakah Rp.50.000,- kala itu (saat Subuh), lalu subuh berikutnya juga dengan nominal serupa, dan ditambah dengan Rp.20.000,- ketika waktu dhuha (total Rp.120.000,-), maka Allah SWT membalasnya Rp. 1.200.000,- dalam waktu 6 hari, secara bertahap (3 tahap). Sebagaimana ketika itu saya juga bersedekah 3 tahap. (Dikesempatan lainnya, akan saya uraikan lebih rinci).
Tentu, ini sesuai dengan sabda Nabi SAW, “Tidaklah hamba-hamba Allah bangun di pagi hari, kecuali disertai dengan turunnya dua malaikat. Salah satu dari keduanya lalu berkata : ‘Ya Allah berilah orang yang berinfaq ganti (dari barang yang diinfaqkan)’. Dan salah satu lagi berkata ; ‘Ya Allah berilah orang yang menahan (bakhil) akan kerugian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak hanya saya yang merasakan berkah dari waktu Subuh
Pagi itu memang Indah, apa lagi subuh. Ketika selesai shalat berjama’ah, saya sempatkan diri melihat kehidupan subuh. Dan ternyata, hanya sebagian dari kita yang beraktivitas. Seperti membuka tempat usahanya, yang didominasi oleh Warung Kopi dan Kedai-kedai kecil.
Pernah, suatu subuh, saya membeli kopi saset di sebuah kedai seputaran Beurawe – Banda Aceh, untuk menemani aktivitas saya sebagai seorang Editor Berita di salah satu Radio Swasta di Banda Aceh. Lalu, iseng, saya bertanya, "bang, kenapa buka kedai subuh-subuh? Rame pembeli bang?" Dengan mudah ia menjawab, "Jangan salah dek, subuh-subuh juga rame pembeli, apa lagi jama'ah pulang dari mesjd. Sebelum pulang, ada yang beli gula, minyak, kue, macam-macam lah. Bahkan, penghasilan bisa 2 kali lipat kalau buka kedai mulai dari subuh (selepas subuh)."
Tidak hanya kedai, Warung Kopi (WarKop) juga demikian. Banyak jama’ah bapak-bapak menikmati secangkir kopi dengan kue di WarKop, sambil bercengkrama. Lagi-lagi, rezeki bagi pemilik warkop di kala subuh.
Tak luput pula, pedangang daging di seputaran Beurawe juga merasakan hal yang sama. Membuka lapaknya, lalu ada warga yang membeli. Tentu, rezeki ini tidak akan dirasakan, apabila ia (pedagang daging) hanya memanjakan badan tanpa beraktivitas saat Subuh.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ahmad dan Baihaqi, diceritakan bahwa ketika Rasulullah SAW pulang dari shalat Subuh di Masjid Nabawi, beliau mendapati putrinya, Siti Fatimah, masih tertidur. Dengan penuh kasih sayang lantas Beliau menggerakkan badan putrinya itu sembari berkata, ''Wahai anakku, bangunlah, saksikan rezeki Tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai karena Allah membagikan rezeki kepada hamba-Nya, antara terbit fajar dengan terbit matahari.''
Masih tak percaya?
Maka, coba sesekali selepas shalat subuh berjama’ah, jalan-jalan di lingkungan sekitar, kita akan dapatkan bukti bahwa Subuh itu benar-benar waktu yang BERKAH.

Gambar : Ilustrasi Subuh
Sumber : Google.com

Oleh karenanya, mari nikmati sebuah kenikmatan dalam Islam saat Subuh.
Jadilah orang-orang terpilih di kala SUBUH tiba.
Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar